Senin, 09 Agustus 2010

Membingkai Sumpah Palapa.

Sumpah Palapa yang dikumandangkan oleh Gajah Mada di Balai Manguntur saat sidang Kabinet Para Menteri seiring pengangkatan dirinya sebagai Mahapatih (Perdana Menteri) oleh Ratu Dyah Tribuana Tunggadewi ( 1331) yang bunyinya :

"….., huwus kalah Nusantara isun hamukti Palapa, amun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dampo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti Palapa" (…, tunduk dulu Nusantara (wilayah kerajaan - kerajaan di luar Jawa itu seperti ) : Gurun , Seran , Tanjungpura, Haru, Pahang (Malaysia), Dampo , Bali, Sunda, Palembang, Tumasik (Singapura) ", maka aku baru akan membatalkan puasa (mutih) saya ".

Hegomoni Majapahit tersebut telah mengilhami para elit bangsa ini guna memperjuangkan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perlu dicatat bahwa :
• Palapa atau plapah adalah garam atau bumbu dapur, jadi Gajah Mada berjuang tanpa pamrih dengan diiringi laku spiritual puluhan tahun lamanya untuk merealisir sumpah Palapanya, denganpuasa mutih setidaknya lebih dari 20 tahun tanpa henti sehingga benar – benar telah ngungkurke kadonyan semata – mata demi kejayaan bangsanya.

• Palapa ada yang mengartikan dengan vacancy, cuti atau istirahat.


• Atas perjuangan yang gigih dan tanpa henti tidak saja berhasil menyatukan apa yang telah diucapkan bahkan daerah – daerah lainnya seperti tersurat dalam kitab Negara Kertagama menjadi kedaulatan Nusantara, sehingga mampu mewariskan “local wisdom – Nusantarais” dalam berbangsa dan berkerajaan/bernegara.


• Gajah Mada adalah sosok genius yang sangat loyalis dan jujur serta amat konsisten yang senantiasa menjunjung tinggi komitmen & kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ia tak pernah sedetikpun memiliki ego aji mumpung & pamrih pribadi. Karena bila saja ia mau, betapa begitu mudahnya ia menjadi raja diraja, baik di saat Jayanegara, Tribuana Tunggadewi dan ataupun Sang Prabhu Hayamwuruk. Itulah kesetyaan & kejujurannya yang tanpa tanding. Maka adanya isu yang beredar di masyarakat atas penyamaan MJK dengan Gajah Mada yang dilontarkan oleh segelintir elit masyarakat menjelang Pemilu 2009, adalah tidak bijak dan bajik serta hanya memprovokasi MJK agar mabuk sanjungan atas stigma hampa lainnya.


• Secara supranatural oleh Panglima Burung, yang dijadikan leluhur oleh masyarakat Suku Dayak, Gajah Mada yang juga bernama Karta Wijaya, konon lahir di dekat Petak IX, Tumbangtiti, Sambas, Kalimantan Barat. Dan nampaknya secara genitika warga kampung tersebut memiliki bentuk fisik/tubuh yang mirip dengan (patung karya M. Yamin) Gajah Mada, hanya kulitnya berwarna agak kemerah – merahan.

Seyogyanya para antropolog, arkeolog, sosiaolog dan sejarawan serta berbagai universitas berkenan mengadakan penelitian bersama guna menguak sejarah Gajah Mada
yang legendaries itu. Apa lagi hingga kini belum ada penjelasan secara ilmiah apakah ia muksa dan dimana sebenarnya tempat pemuksaannya atau bila meninggal dimana letak makamnya. Juga apa kaitannya dengan pulau yang bernama Madagaskar apakah itu identik dengan Laskar Gajahmada yang mengadakan kunjungan muhibah keliling dunia namun terdampar di pulau itu yang juga terdapat kedatuan (kerajaan) ?.


• Dalam kalangan pendita bagi umat Hindu sangat dipercaya bahwa Raja Jepang, Hirohito adalah merupakan reinkarnasi dari Prabhu Hayamwuruk sehingga mengaku sebagai saudara tua dan menduduki Indonesia dalam rangka mengajarkan bela negara kepada anak – anak keturunannya dan para pemuda – pemudi Nusantara guna meraih kemerdekaannya kembali.


• Dan Bung Karno yang kedudukannya sebagai anggota BPUPKI dan ketua Kelompok kecil serta Ketua dan merangkap anggota Panitya Sembilan serta sebagai Ketua PPKI adalah identik dengan Gajah Mada yang sebagai “Pranalakta de resika bhatara sapta prabhu” atau Sekjen Dewan Tujuh Raja. Yang oleh Bung Karno CS disatukan kembali territorial Majapahit tersebut, dengan Proklamasinya. Maka tidaklah aneh bila Kaisar Hirohito begitu hormat pula terhadap Bung Karno yang sekaligus sebagai ikon Nusantara. Bahkan pada 1943 Bung Karno bersama Bung Hatta dan Ki Bagus A. Hadikoesoemo diundang oleh PM Jepang Hideki Tojo yang oleh Kaisar Hirohito mereka dianugerahi “Bintang Kekaisaran” atau “Ratna Suci” yakni lambang pengakuan mereka adalah keluarga kaisar sendiri. Sehingga membuat perangah dan keterkejutan Pemerintah Pendudukan Militer Jepang di Indonesia. Karena Bung Karno paham betul atas tuntutan sejarah bangsanya sehingga bila dengan Pemerintahan Belanda secara tegas sikap politiknya “non kooperatif”
sebaliknya dengan Jepang beliau membuka diri untuk “cooperative – bekerja sama” dengan Jepang sebagai pemenang perang dunia II, tatkala Bung Karno, gagal dilarikan ke Australia oleh pihak Belanda. Maka stigma “collaborator Jepang” yang dilansir oleh pihak Sekutu dan atau lawan – lawan politiknya dan atau sangkaan kaum muda pejuang, seolah benar adanya. Namun pilihan dan siasat Bung Karno yang telah meramalkan di era tahun 30an “ Bila mana perang Asia – Pasific meletus maka Indonesia akan merdeka”, serta adanya ramalan Jangka Jayabaya bahwa “Nusantara akan dijajah oleh orang jebol kepalang seumur Jagung” adalah amat strategic.


Nyatanya tanpa cooperative tak mungkin PETA terbentuk dan tak mungkin pula bangsa ini memiliki TNI yang tangguh dan handal.

• Sebelum Gajah Mada wafat (muksa ?), pada 1364 ia memerintahkan kepada Ragawi Mpu Prapanca untuk menyusun kitab "Negara Kertagama" sebagai dokumentasi kerajaan & reportoar muhibah Sang Prabhu Hayamwuruk (Sang Rajasa Nagara, 1350 – 1389). Ketauladanan dan warisan Gajah Mada adalah sungguh luar biasa tanpa dia maka praktis bangsa ini tak akan pernah tahu bahwa dulunya kita memiliki nenek moyang yang mengagungkan pegabdian atau dharma, yang tangguh, handal, stratergic, deplomatis, trengginas, tegas, cerdas, sakti dan berwibawa. Yang menjadi budaya bangsa.

Dalam kitab Negara Kertagama wilayah yang telah dikuasai oleh Gajah Mada dibagi menjadi 8 wilayah yakni :

1. Daerah I, meliputi : Seluruh Jawa, Galiau (Kangean).

2. Daerah II, meliputi seluruh pulau Sumatera : Lampung, Palembang, jambi, Karintang (Indragiri), Muaratabu, Darmaraja (Sijunjung), Kandir, Kahwas, Minangkabao, Siak, Rikan, Kampar, Pane, Haru, Mandailing, Tamiang, Parlele, Barat (Aceh), Lawas (Padang Lawas), Samudera Aceh, Lamori (Aceh Segitiga), Batam, Barus.

3. Daerah III, meliputi seluruh pulau Kalimantan : Kapuas, Sampit, Katingan, Kutalingga, Serawak, Sedu, Lawai (Muara Lambai), Kedangdanan (Kedang Wangan), Landak, Amedang (Simpang), Tirem (Paniranan), Brunai, Kalkasalundung, Solor (Solok, Sulu), Pasir, Barito, Sebuku, Tabalong (Amunai), Tanjung Kutai, Malanan, Tanjung Pura.

4. Daerah IV, meliputi seluruh Semenanjung Melayu/Malaka) : Pahang, Hujung Medini (Johor), Lengkasuka (Kedah), Saimwang (Semang), Kelantan, Trengganu, Nagor (Ligor), Pakamuar (Pekanmuar), Dunguh (Diterangganu), Tumasik (Singapura), Sanghyang Hujung, Jere (Jering Patani), kanjau (Singkep), Niran (Karimun).

5. Daerah V, seluruh Nusa Tenggara seperti : Bali, Bedulu, Liwigajah (Lilowan, Negara), Gurun (Nusapenida), Taliwang (Sumbawa), Sanghyang Api (Gunung api Sangeang), Bima, Seram, Hutan (Sumbawa), Dompo (Sumbawa), Sapi (Sumbawa), Kedali (Buru), Gurun (Borong), Lombok Mirah (Lombok Barat), Sak – Sak (Lombok Timur), Sumba, Timur.

6. Daerah VI, seluruh pulau Sulawesi meliputi : Bantanjang (Bontain), Luwuh (Huwu), Udamakar Raja (Talaud), Makasar, Burun (Buton), Benggawi (Banggai), Kunir (Pulau Kuncit), Selaja (Salier), Solor.

7. Daerah VII, seluruh Maluku meliputi : Muara (Kei), Wandan (Banda), Ambon, Maluku (Ternate).

8. Daerah VIII, seluruh Irian Barat, meliputi : Onin (Papua Utara), Serang (Papua Selatan).

Note :

• Malaysia, Singapura, Brunai, dan Patani yang kini merupakan wilayah Thailand, semua telah menjadi negara yang berdaulat, di kawasan Asia Tenggara ini.

• Madagaskar, yang di ujung barat dan Philipina di ujung utara, Irian Timur di ujung Timur, di Selatan adalah (kini) Lautan Hindia atau Indonesia (nama saat itu sedang ditelisik) adalah merupakan territori kedaulatan wilayah Majapahit. Bendera Gula Klapa berkibar - kibar di berbagai belahan dunia.

• Supremasi Majapahit tersebut oleh para pejuang pra kemerdekaan telah mengilhami dan memberikan jiwa dan semangat kemerdekaan maka oleh para pemuda se – Nusantara, berbagai Jong, Sumpah Palapa sebagai sebuah hegomoni kekuasaan tersebut direaktualisasikan menjadi ke “serba Indonesiaan” dengan "SUMPAH PEMUDA & PROKLAMASI".

• Gajah Mada sebagai negarawan disamping sebagai ahli strategi perang beliau membuat blue print ketata – prajaan dalam kitab Kutaramanawa yang disusun berdasarkan kitab hukum sebelumnya yaitu Kutarasastra dan kitab hukum Manawasastra, yang kemudian disesuaikan dengan hukum adat yang berlaku pada saat itu. Sungguhpun kerajaan Samudera Pasai telah menganut gama Islam tidak ada keharusan bagi raja & rakyatnya tersebut untuk menganut agama sesuai yang dianut oleh elit pemerintahan kerajaan (maha raja).

• Perguruan Tinggi/Universitas Ilmu Pemerintahan saat itu telah ada demikian juga Perguruan Tinggi Agama Buddha jauh sebelumnya telah ada di kerajaan Sriwijaya.

• Pada abad XIII ternyata Nusantara ini telah amat maju karena secara geografis dan geo politik telah dikuasainya sehingga keberadaan kerajaan – kerajaan di luar Pulau Jawa terdokumentasikan dengan amat baik dan bahkan dapat dipersatukannya.

Lalu bagimana dengan kita dan para pelajar dan mahasiswa sekedar untuk memahami pulau terluwar wilayah territorial Negara Proklamasi ini pun jarang yang tahu ? Bahkan ada guru besar tata Negara saat menyampaikan orasinya di Malaysia tentang territorial NKRI pun bertolak belakang dengan fakta sejarah bangsanya ?

========================
Sri widada Putu Gedhe.W
========================


Note :
1 orang Gajah bersumpah sedemikan megah hasilnya , sekarang satu gedung (DPR/MPR) bersumpah apa hasilnya.....?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar