Transformasi


I. Tentang "transformasi perayaan" - secara eksplisit- hanya coba membuktikan kebenaran pendapat salah satu pendiri bangsa negara kita yang mengatakan bahwa "Siapa yang bisa menghentikan revolusinya bumi,bulan,dan matahari maka dialah yang sanggup menghentikan revolusinya Indonesia".

Dan pendapat itu memang terbukti setelah membaca kejadian demi kejadian yang terjadi di tahun 45,65 dan 98.

Tapi yang menarik justru adalah pendapat ahli astrofisika yang mengatakan kalau besarnya energi bulan untuk berevolusi maka hambatan oleh gesekan, dan lainnya tak akan mempengaruhi atau mengurangi energi bulan untuk berevolusi. Sehingga selenoida yang di bumi bisa terus menerus berputar dan menghasilkan energi baru.energi bulan tetap tidak berkurang karena besarnya gaya revolusi oleh bulan sangat besar sebanding dengan massa bulan. Seperti 1000 gajah menarik satu semut sebagai hambatan. Ini bisa dilihat jika kecepatan dan “kebiasaan” bulan tidak ada perubahan maka energi total bulan untuk bergerak tidak berubah.

Pendapat itu seakan mendukung oleh kondisi "bumi Indonesia" yang selalu penuh gonjang ganjing. Pasang surut dan pasang naik selalu mewarnai kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti halnya pada saat bulan berevolusi terhadap bumi, air laut di bagian bumi yang menghadap bulan akan terjadi pasang naik. Sebaliknya, air laut di bagian bumi yang tidak menghadap bulan akan pasang surut.

Nah, saat ini adalah bulan agustus. Saatnya kita yang berada di bumi menghadap bulan itu agar kehidupan kita mengalami pasang naik, apalagi yang beragama Islam saatnya lebih serius menghadap bulan puasa itu. Ini demi keberlangsungan bumi Indonesia kita yang pasti dan sepertinya masih berevolusi kepada bulan dan matahari.

Bagaimana dengan penghuninya..?

Sekedar perbandingan dengan perhitungan keliling bumi di katulistiwa adalah 40.000 kilometer, sedangkan untuk satu kali putaran (rotasi) diperlukan waktu 24 jam. Dengan demikian, kelajuan rotasi di Katulistiwa adalah v = 40.000 km / 24 jam = 1.667 km/jam atau 463 m/s. Karena kita berada di atas permukaan bumi, maka laju gerak melingkar kita sama dengan laju rotasi bumi, yaitu 463 m/s.

Jika bumi berhenti berputar secara mendadak, atmosfir masih akan bergerak dengan kecepatan diatas (1.667 km/jam). Atmosfir akan bergerak sangat cepat, sehingga akan menerbangkan daratan, daratan di sini adalah batu, tanah, pohon, bangunan, manusia dan binatang. Semua akan diterbangkan kedalam lapisan atmosfir itu sendiri.

intinya

1. Gravitasi yg dirasakan manusia meningkat puluhan kali lipat. Soalnya sebelumnya permukaan bumi itu berputar dengan kecepatan tinggi sehingga yg ada dipermukaanya mengalami gaya sentripetal yang melawan gaya gravitasi. (ini saja sudah cukup utk membunuh semua manusia)

2. Kemungkinan, semua area magnetik akan hilang, sehingga akan banyak sekali peralatan elektronik yg tidak lagi bekerja.

3. Setengah bumi yg tersinari matahari terus akan menjadi sangat panas, dan bagian yg malam terus akan menjadi sangat dingin, meskipun tentunya hal ini akan membuat air samudra dan angin berputar mengelilingi bumi krn perbedaan tekanan udara (bagian yg panas tekanan udaranya lebih rendah daripada bagian yg dingin).

Bagaimana dengan penghuninya?
Bagaimana bila kita (khususnya PEMUDA) berhenti berevolusi kepada bumi Indonesia. Selamat mengkonversi.


II.Persoalan konversi yang di tanyakan di pesan kemarin hanyalah soal perpindahan bentuk dan efektifitas fungsi. Seperti halnya JK yang sudah mengkonversi minyak tanah kepada gas begitu juga persoalan konversi revolusi kemarin.

Sejak Hugo Chavez mengatakan kalau twitter itu media yang bagus buat revolusi, membuat kata-kata revolusi itu menjadi momok yang menakutkan apalagi kalau di telusuri dari belakang sejak revolusi prancis, rusia china dll. Untuk Indonesia, tahun 1965 dan predikat pahlawan revolusi kepada para jendral yang gugur menambah deret panjang bahwa revolusi itu berdarah-darah. Dan sekarang komplitlah kalau revolusi itu menjadi eksklusif. Hanya milik segelintir orang/kelompok.

Agar itu tidak menjadi elitis, sudah saatnya mengkonversi perkataan revolusi itu sendiri. Sederhana memulainya, dengan mencari perkataan revolusi yang sama dengan bentuk yang lain contoh yaitu=
Revolusi bulan kepada bumi: Revolusi pemuda kepada bumi Indonesia.

Kalau sudah ada yang membaca pesan kemarin, sudah jelas pengaruh bumi yang menghadap bulan, bumi yang membelakangi bulan dan bumi yang berhenti berevolusi.

Ketiga hal ini adalah bentuk-bentuk yang bisa di turunkan menjadi agenda, program dan langkah-langkah menuju revolusi. Aktivis jargon boleh memakai kata-kata ini kalau kebetulan ada agenda aksi di jalanan dan teriakkan: "Revolusi Semesta"!!!. Bahwa seluruh mahluk di bumi ini bertanggung jawab akan kehancuran Indonesia.

Agar para seluruh ilmuwan itu juga mau berevolusi, pakar-pakar berbasis ilmu pasti juga mau berevolusi. Tidak hanya ilmuwan politik dan ketatanegaraan saja. Agar rakyat juga tahu, bahwa Indonesia masih memiliki harapan untuk perubahan. Tidak hanya pakar politik yang hanya bisa bicara tapi rakyat yang mengayuh becak pun bisa berbicara persoalan revolusi dan tim sukses yang memanfaatkan suara mereka pun akhirnya berpikir dua kali untuk mendatangi mereka.

Nah, semua itu di awali dari pemuda. Karena pemuda memiliki energi yang besar untuk melakukan itu. Bila pemuda itu berprilaku sebagai "bulan", dia harus menghadap bumi tapi bila pemuda itu berprilaku sebagai "bumi" dia harus menghadap bulan.

III. Beberapa hari ini G10 banyak sekali menerima pertanyaan hal-hal yangberkaitan dengan organisasi dan beberapa dari mereka juga ada yangcemoohan. Penjelasannya tentu saja singkat karena penjelasan sepertiitu memang sudah direncanakan secara berkala lewat pesan ini.

Nah..sepertiterakhir pembahasan soal perilaku atau sikap pemuda sebagai "bulanterhadap bumi" atau "bumi terhadap bulan" adalah di dasarkan padarevolusi semesta tersebut. Jangan sampai ada kerusakan yang terjadi dibumi ini, karena kalau seperti itu apa bedanya kita dengan para Imperialis bule itu.

Revolusi semesta itu mengarahkan kepada seluruhmasyarakat Indonesia untuk bersama-sama memikul tanggung jawab yangsama akan perubahan di negeri ini. BIla di sempitkan lagi, masyarakatitu terdiri dari pemuda dan pemudi, putera dan puteri.
Kedua unsur masyarakat ini sangat potensial untuk melakukan perubahan. Daya gerak dan energi yang lebih adalah alasan utamanya.
Bila unsur ini sudah ada, tinggallah sikap dan perilaku bagaimana meghadapi perubahan. Tentunya terhadap bumi Indonesia. Jelaslah, kalau pada posisi ini pemuda-pemudi itu bersikap sebagai bulan. Seperti yang sudahdi jelaskan di awal - "energi bulan tetap tidak berkurang karenabesarnya gaya revolusi oleh bulan sangat besar sebanding dengan massa bulan"-.

Energi ini yang sangat di butuhkan bumi untuk kehidupannya. Sikap pemuda yang membangun, mengelola isi muka bumi dengan Ilmu Pengetahuan. Jadi, objektif ketika sikap kita padapemerintah hari ini bahwa mereka tak memiliki ilmu pengetahuan yangcukup untuk membangun Indonesia sampai kepada turunannya berupateknologi.

Kalau ini berlangsung terus bisa di pastikan seluruh ilmuwan kita bisa pindah kewarganegaraan atau bekerja di luar negeri.
Tapiitu masih belum cukup, karena bulan hanyalah satelit bumi. sikap pemudayang berilmu itu adalah satelit. Karena sebanyak apa pun titel yang dipegang, itu akan percuma kalau bumi tak pernah menghadap bulan ( air laut di bagian bumi yang tidak menghadap bulan akan pasang surut).

Jadi...pemudapemudi yang menghadap bulan, dia akan bersikap terbuka. Menerima ilmupengetahuan sebagai pondasi utama dari peradaban. Dan sudah pasti, ilmupengetahuan itu menjamin kemakmuran muka bumi. Karena kalau tidak, bumiitu akan membelakangi bulan tersebut. Seperti yang terjadi hari ini,bukan lagi ilmu yang di pandang sebagai pondasi peradaban tapi adalahkepentingan dan kekuasaan. Sehingga manusia2 yang berada di muka bumiadalah manusia2 pengumpat, adu domba dan fitnah. sehiangga pemuda yang bersikap "bulan" seperti Gie mengasingkan diri karna tidak mau menyerahkepada kemunafikan.

Nah..jangan sampai hal ini terulang lagiuntuk revolusi kita ke depan. Bulan dan bumi berevolusi bersama -sama untuk satu matahari. Seluruh pemuda Indonesia harus berevolusi bersama untuk satu peradaban, satu kejayaan, satu Indonesia. Karena matahari sejatinya terbit dari timur bukan dari barat.

Kita tunggu 2012 untuk kehancuran mereka..!!!

Salam pergerakan...Wassalam.












Rendra Kharisma
pada 11 Agustus 2010

KLIK KE FB