EmbrioKu

A. EMBRIO KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA

Geliatkebangsaan dan kemerdekaan sebenarnya secara individu telah dipeloporioleh berbagai pihak di antaranya adalah Drs. R. Sosro Kartono danadiknya R. A. Kartini. Dalam kumpulan korespondensi R. A. Kartinidengan berbagai sahabatnya di belahan dunia, dimana esensi jiwa Kartinidijadikan judul kumpulan dokumen tersebut yakni : "Habislah gelapterbitlah terang". Terang adalah tersinarinya oleh sinar – cahayaNYA.

Sehinggaanak – anak bangsa ini menyadari bahwa selain ketokohan Ken Arok yangtersirat dalam buku Pararaton, juga bangsa Jepang yang wilayahnyabegitu kecil saja, toh telah mampu memenangkan perang terhadap negaraRusia (sebelummenjadi uni) pada 1904 – 1905 sehingga memberikaninspirasi & semangat serta jiwa bagi para pemuda, kaum pergerakanuntuk segera bangkit meraih kemerdekaan bangsanya sendiri.

Sungguhpun demikian rasa nasionalisme secara massal mulai menemukanvehicle/wacana dengan terbentuknya wadah pergerakan "Boedi Oetomo",yang lahir pada Rabo, 20 Mei 1908 di sebuah Anatomi Stovia (School TotOpleiding Kedokteran IslandsArtsen) atau Sekolah Kedokteran Pribumi diWelter Vreden atau tepatnya di GanG Menjangan (sekarang) Jl. Prof.Abdurachman Saleh No. 26 di Batavia kini Jakarta. Pencetusnya adalahpara pemuda pelajar antara lain R. Soetomo, R.Gunawan, Tjipto MangoenKoesoemo, Soeradji yang didukung oleh Soewardi Soerjaningrat (Ki HajarDewantara), Saleh, dan Goembreg dan lain sebagainya. Akan tetapi adayang berpendapat bahwa kebangkitan bangsa itu sebenarnya ditandai olehkiprahnya "Syarekat Islam" bukan oleh BudiUtomo. Tentunya hal initidaklah perlu dipersoalkan yang utama adalah bagaimana hakekat dansari tauladan atas pengorbanan dan perjuangan mereka semua itulah yangharus menjiwai setiap gerak dan langkah kita bersama.

Peranan Dr.Wahidin Soediro Hoesodo sangatlah besar sebagai jebolan & sekaliguspengajar di Stovia yang telah menanamkan semangat & jiwa perjuanganke berbagai pelosok dengan mengorbankan harta bendanya gunamenyelenggarakan berbagai pendidikan termasuk studie fonds, penerbitanmajalah "Retno Doemilah". Maka iapun disebut sebagai penganjurberdirinya Boedi Oetomo tersebut dan sebagai pembentuk cabangnya diJogyakarta dan sebagai Ketua Konggres I Boedi Oetomo pada 3 – 5 Oktober1908. Dan secara ekplisitdialah sesungguhnya sebagai pembawa suaramerdeka & mengobarkan "hidupnyacita – cita kebangsaan". (G.Gunaryo, Kebangkitan Nasional, Pengurus Pusat PWI, 1990 h.127).

Perludiketahui bahwa para mahasiswa di negeri Belanda seperti Sosrokartono,Noto Suroto, Hussein Jayadiningrat, Soemitro Kolopaking, SutanCasyangan pada tahun yang sama dengan Budi Utomo, 1908 juga mendirikanperkumpulan "Indiche Vereniging" yang bergerak dalam bidang "sosial–budaya".

Budi Utomo, sungguhpun pada awalnya belumlah bersifatpolitis namun cita– citanya memajukan bangsa secara harmonis denganjalan memajukan pengajaran,pertanian, peternakan, industri &kebudayaan yang mencakup seni & ilmu, telah mampu menghipnotis rohperjuangan seluruh anak bangsa untuk bangkit sehingga muncullahberbagai organisasi.

Bung Karno selain mendirikan PNI, jauhsebelumnya pada 1917 telah mendirikan "Trikoro Dharmo" sebagai embriolahirnya Jong Javayang kemudian diikuti oleh berbagai Jong seperti JongSumatera, Jong Ambon,Jong Islamiteten Bond dan lain – lain yangkemudian menjelma menjadi "Indonesia Muda". Perjuangannya yangprogresif revolusioner telah mengantarkan Bung Karno dan teman –temanya dibui di Sukamiskin dan diasingkan ke Ende serta Bengkulu.Sebagaimana pada 1933 ia disidangkan di Pengadilan Negeri PemerintahanHindia Belanda di Bandung, dengan pleidoinya yang menggemparkan duniadengan judul "INDONESIA MENGGUGAT".

Pada 25 – 26 Desember 1919telah diadakan konggres kebudayaan I (Konggres Java Institut) diSurakarta, yang dimotori oleh KGPAA Mangku Negoro VII. Ref. Handelingenvan het Congres.

B. SUMPAH (SAKRAL) PEMUDA 28 OKTOBER 1928

Gelegakperjuangan bangsa akibat penjajahan Belanda yang berabad – abad denganmemberikan stigma "inlander" bagi penduduk pribumiini, juga Jepang yangkejam, sungguh melukai hati dan berlawanan dengan peri –kemanusiaan& peri - keadilan. Sifat & perilaku penjajah kaum imperialisyang senantiasa "memecah belah (devide et impera) anak bangsa;membodohirakyat; angkuh yang merasa sebagai bangsa yang lebih tinggi/bernilaidan menganggap bangsa lain sebagai asuhannya harus di bawah naunganNegaraBelanda".

Apa lagi pada saat itu pajak tanah itu melebihi20% dari hasilnya belum lagi pajak – pajaktanah dalam bentuk yang lain.Maka menurut laporan Myer Ranhelf Huender, rakyat terpaksa meninggalkankampung halamannya guna menghindarkan pembayaran pajak yang tak dapatdipikulnya itu.

Maka perjuangan muncul di mana – mana seanteroNusantara, dari tingkat lokal dan menjalar merebak ke tingkat nasionalguna mengenyahkan kaum pejajah dari bumi tercinta. Oleh sebab ituvichicle perjuangan bermunculan bagai jamur di musim penghujan, seperti:

1. Sarikat Dagang Islam (Sarekat Islam) oleh Tirto Adisuryo, H.Samanhudi& HOS. Tjokroaminoto yang memiliki jutaan anggota.

2. 25 Desember 1912, lahirlah Indische Partij (Insulinde) oleh Dauves Deker(DD), Dr. Tjipto mangunkusumo & RM. Suwardi

Suryaningrat (KH. Dewantoro).Sungguh organisasi ini sangat nasionalis sekalipun bersifat terbuka, pendirinyaada pribumi, ada

Indo ada Belanda.

3. Bumi Putera oleh Dr. Tjipto Mangun Kusumo & KH. Dewantoro.

4.Anggota yang progresif dari Sarikat Islam yakni Semaun, Darsono, Musodan Alimin mendirikan Perserikatan Komunis Hindia (PKI)

pada 1920. Dimana padatahun 1926 melakukan pemberontakan terhadap Kekuasaan Belanda di Banten & di Silungkang.

Pemberontakan November 1926 itu didahului oleh putusan rapat dia tas Candi Prambanan yang kemudian terkenal dengan nama

"Putusan Candi Prambanan". Salah satu pengurus yang tidak menyetujui pemberontakan tSB. adalah Tan Malaka sebagai wakil

Komentern (Komunis Internasional) & Provintern. Akibatnya banyak yang di –Digulkan dan pegawasan oleh Belanda terhadap kaum

pergerakan semakin ketat.

5. Pada 31 Januari 1926 lahirlah Nadlatul Ulama (NU) yang didirikan oleh KH.Hasyim Ashari dkk.

6.Pada 1927 muncullah Partai Nasional Indonesia (PNI) yang bersifatprogresif – revolusioner, non cooperasi yang didirikan oleh

Bung Karno dkk. Tak ayal ia bersama tigarekannya kemudian dipenjarakan sehingga tidak dapat terlibat langsung dalam

pendeklarasian "Sumpah Pemuda" pada 1928 itu.

7. Pergerakan diteruskan oleh Mr. Sartono dengan mendirikan Partai Indonesia(Partindo).

8. Pendidikan Nasional Indonesia didirikan oleh M. Syahrir dengan M. Hatta.

9. Partai Indonesia Raya (Parindra) oleh Dr. Sutomo, MH. Thamrin, Sukarjo,Wuryaningrat. (Fusi dari Budi Utomo dengan Partai

Bangsa Indonesia).

10. gerakan Rakyat Indonesia(Garindo) yang dipimpin oleh Mr. Amir Syariffuddin & Dr. A. K. Gani.

11. Partai serikat Islam Indonesia yang dipimpin oleh Abikusno.

12. Partai Islam Indonesiayang dipimpin oleh Dr. Sukiman.

13. Partai Persatuan Indonesia yang dipimpin oleh Mr. M. Yamin.

14. Perhimpunan Politik Katholik Indonesia yang dipimpin olehKasimo.

Sebagaituntutan sejarah maka terdapat pula gabungan partai – partaipolitik danperkumpulan tersebut seperti :%· Permufakatan %. Perhimpunan PolitikKebangsaan Indonesia (PPPKI) yang diketuai oleh Dr. Sutomo.

%. Gabungan Politik Indonesia(GAPI).

%. Majelis Islam Ala Indonesia(MIAI).

Menjelangpecahnya Perang Dunia II fraksi nasional dalam Volkraadmembentuk"Gabungan Politik Indonesia".Gerakan – gerakan yang bersifat kepemudaanadalah dimulai dengan "TrikoroDharmo" oleh Bung Karno yang kemudianmenjelma menjadi Jong Java yang diikuti munculnya berbagai Jong diseluruh Nusantara.

Sumpah Pemuda I sendiri diselenggarakan pada 2Mei 1926namun karena mungkin substansinya tidak menggigit sehinggajarang disinggungnya.

Karena tuntutan sejarah maka para pemuda se– Nusantara, Jong Indonesia yang tergabungdari berbagai wadah sepertiJong Java, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, JongIslamiteten Bond,Pemuda Kaum Betawi, Jong Bataks, Perhimpunan Pelajar –Pelajar Indonesiadll. yang dipelopori oleh para anggota Perhimpunan Indonesiayang telahselesai studinya di Belanda seperti Mr. Ishak; Mr. Sartono dll. pada25Oktober & 28 Oktober 1928, melakukan Konggres Pemuda II, di"IndonesichClubgebouw" , Jl. Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat, yangdiketuai olehMr. Soegondo, pada hari terakhir Minggu Wage tersebuttelah menelorkan "SUMPAHPEMUDA"yang isinya sebagai berikut :

a. Kami putra – putri Indonesiamengaku

Bertumpahdarah satu, Tanah Air Indonesia.

b. Kami putra – putri Indonesiamengaku

Berbangsa yang satu , bangsa Indonesia.

C. Kami putra – putri Indonesiamenjunjung

persatuan bahasa, BAHASA INDONESIA.

Esensi"Sumpah Pemuda" tersebut tak lainmerupakan kristalisasi dari sikapmental para pemuda atas : kemandirian;kemerdekaan; kesatuan;kesetaraan; identitas dan pengorbanan! Demi "IndonesiaYang Satu"Ataudapat disebut sebagai "Sumpah Idiologis & Spiritual", karenadisamping menyangkut "tanah dan air juga tak lepas dari ajaranTantularisme yakni "Bhinnekatunggal ika, tan hana dharma mangrwa", yangesensinya telah dijabarkan dan direvitalisasi bersama oleh elit pemudase Nusantara tersebut. Memang Sumpah Pemuda dengan Sumpah Palapasubstansinya jauh berbeda Sumpah Pemuda adalah "sumpah idiologis&spiritual" sedang Sumpah Palapa merupakan "sumpah atas hegomonikekuasaan". Inilah yang harus diingat dan ditauladani oleh bangsa ini,yang otomatis mengikat bagi anak bangsa yang mendiami Nusantara inisepanjang hayat. Bayangkan para pemuda Jawa yang merasa bahasa Jawasebagai tertutur terbanyak di Indonesia ini justru menyarankan agarbahasa Melayu - Riaulah yang dijadikan sebagai "BahasaPersatuan"mengingat sifatnya yang sederhana dan mudah serta merupakan bahasa yangberkembang sebagaimana diusulkan oleh seorang pemuda bernamaPurboTjaroko. Pada waktu itu bahasa Melayu berpenutur hanya kuranglebih 4,5% populasi. Embrio bahasa Indonesiayang demokratis danegaliter karena tak mengenal berbagai tingkatan bertutur katasebagaimana bahasa Jawa maupun Sunda, ia tak mengenal speech level.Meminjam istilah Pari Subagyo (Kompas, 29 Oktober 2008) menyebutkanbahwa : "Dalam pandangan sosio linguistik, penentuan bahasa Indonesiajadi bahasa persatuan dan bahasa Negara didasari idiologivernacularization (vernakularisasi, pribumisasi). Menurut Cobarrubias(Ethical Issues in Status Planning, 1983), vernakulasi adalah penentuansebuah indigenous language (bahasa pribumi) menjadi bahasa resmi. Segi– segisosiologis, politis & cultural pasti dipertimbangkan,termasuk kehendak memartabatkan jati diri ".

Itulah cermin suatupengorbanan para pemuda dan sumpah tersebut amatlah tepat dan benarterbukti seluruh suku bangsa di Nusantara kini menggunakannya denganbegitu mudah, disamping ratusan ragam bahasa masing – masing yang telahmejadi bahasa ibu,sungguh luar biasa.

Nah mampukah bangsa inimenjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa rumpun Melayu di AsiaTenggara ini sebagai bahasa resmi ASEAN ? Bung Hatta pernah menyatakanbahwa :"Revolusi kita menang dalam menegakkan Negara baru, dalammenghidupkan kepribadian bangsa. Tetapi, revolusi kita kalah dalammelaksanakan cita – cita sosialnya". BERSAMBUNG//SAMPURNA